12 Kasus Stunting Jadi Prioritas: Bhayangkari dan TP PKK Turun Tangan
Lombok Utara,Journalntbnews Upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Lombok Utara menunjukkan kemajuan signifikan melalui sinergi lintas sektor. Hal ini terlihat dalam kegiatan monitoring dan pembinaan yang dilakukan oleh Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Utara, Ny. Rohani Najmul Akhyar, di Posyandu Bunga Supanda, Dusun Sumur Pande, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, pada Jumat (16/5).
Dalam kunjungan tersebut, layanan kesehatan dasar diberikan kepada berbagai kelompok masyarakat. Sebanyak 97 bayi dan balita, 45 lansia, 2 remaja, serta 107 warga usia produktif menerima layanan kesehatan. Namun, perhatian utama tetap tertuju pada penanganan 12 kasus stunting yang masih ditemukan di wilayah tersebut.
Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang dinilainya mencerminkan kolaborasi nyata lintas elemen masyarakat dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, di mana seluruh elemen dapat berkolaborasi demi memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dasar yang merata,” ujar Ny. Heny.
Meski demikian, ia mencatat bahwa sekitar 20 persen warga belum sempat terlayani karena tidak hadir ke Posyandu.
“Ke depan, kami akan mendorong pelaksanaan kunjungan rumah (home visit) bagi warga yang belum terjangkau. Tujuan kami adalah memastikan 100 persen warga Desa Sesait mendapatkan layanan kesehatan secara optimal,” tambahnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Lombok Utara, Ny. Rohani Najmul Akhyar, menegaskan bahwa 12 kasus stunting yang masih ada di Desa Sesait merupakan tantangan serius yang harus ditangani bersama.
“Angka 12 itu bagi kami masih cukup tinggi. Ini adalah pekerjaan rumah bersama. Kami berharap tidak ada penambahan kasus baru di tahun 2025,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran strategis Posyandu sebagai pusat layanan kesehatan masyarakat.
“Kami melihat Posyandu bukan hanya tempat pelayanan, tapi juga sarana edukasi dan intervensi dini. Harapan kami, peran Posyandu terus diperkuat agar kasus-kasus stunting bisa ditangani lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Kegiatan monitoring ini tak hanya fokus pada pemeriksaan kesehatan, tetapi juga memperkuat kerja sama antara organisasi perempuan, pemerintah desa, kader kesehatan, dan masyarakat.
Kehadiran Bhayangkari dan TP PKK dinilai menjadi wujud nyata dukungan moral dan strategis dalam memperkuat layanan kesehatan berbasis komunitas. Langkah ini sejalan dengan target pemerintah daerah untuk mencapai nol kasus stunting.
“Kami ingin agar kegiatan seperti ini tidak hanya ramai saat kunjungan, tetapi benar-benar menjadi budaya pelayanan yang berkesinambungan,” tutup Ny. Heny. ( wiswa )