Sidoarjo, Journalntbnews.com - Ruwat desa merupakan salah satu tradisi masyarakat dan warisan leluhur yang sudah dilestarikan secara turun-temurun. Kegiatan ini merupakan ikhtiar pengiriman doa agar memohon keselamatan dan sebagai ungkapan rasa syukur atas semua nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada manusia khususnya Desa Kalipecabean.
Kades Kalipecabean Kecamatan Candi Arif Al Anshori menjelaskan dalam rangka kegiatan rutin ruwat desa. Kami selama ini selalu mengelar kalau tidak ludruk ya wayang kulit. Karena masyarakat kami Desa Kalipecabean sangat beragam dalam lagi kepercayaannya dari Islam itu juga ada NU, LDII, Muhammadiyah, dari kepercayaan Sapta Dharma, dari anak Tuhan atau Nasrani juga banyak serta Hindu dan Budha. Jadi kami ambil jalan tengah di samping itu melestarikan budaya Nusantara
"Kegiatan ruwat desa dilaksanakan rutin di bulan Ruwah setiap tahunnya memang sempat terhenti karena pendemi covid," kata Arif Al Anshori
Pak Kades menambahkan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun di bulan ruwah meneruskan kegiatan ruwat desa kades yang terdahulu memang sempat tidak melaksanakan ruwat desa karena adanya wabah atau pandemi covid sebanyak dua kali.
Bagi generasi muda peminatnya wayang kulit atau ludruk sudah banyak berkurang, Semoga ke depannya generasi muda atau milenial menyadari, mempertahankan dan mengembangkan budaya Nusantara pada khususnya ludruk atau wayang kulit.
"Harapan kedepannya bagi generasi milenial atau generasi muda jangan sampai melupakan budaya Nusantara sehingga tidak sampai terkikis oleh zaman," terang Pak Kades.(msa)

