Lombok Utara ,Journalntbnews
MDalam rangka memperingati Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, melakukan audiensi resmi dengan jajaran pimpinan daerah Kabupaten Lombok Utara, Rabu (14/5/2025). Dalam kunjungan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WITA tersebut, Ny. Heny menyerahkan secara simbolis buku hasil karyanya sebagai wujud nyata komitmen Bhayangkari dalam memperkuat ekosistem literasi di daerah.
Kunjungan dilaksanakan ke empat institusi strategis: Kantor Bupati, Wakil Bupati, Sekretariat Daerah, dan DPRD Kabupaten Lombok Utara. Dalam setiap pertemuan, Ny. Heny secara langsung menyerahkan satu eksemplar bukunya kepada Bupati H. Najmul Akhyar, Wakil Bupati Kusmalahadi Syamsuri, Sekda Anding Duwi Cahyadi, serta Ketua DPRD Agus Jasmani.
“Ini bukan sekadar penyerahan buku. Ini adalah bentuk perlawanan sunyi terhadap disrupsi budaya membaca di era digital,” ujar Ny. Heny dalam pernyataan resminya.
Menurutnya, literasi bukan hanya sebatas aktivitas membaca, melainkan fondasi peradaban—alat untuk menumbuhkan daya pikir kritis, kesadaran sosial, dan kapasitas intelektual masyarakat.
Karya Literasi dari Ruang Kontemplasi Bhayangkari
Karya yang ditulis Ny. Heny lahir dari refleksi personal dan sosial yang mendalam. Ia menegaskan bahwa buku tersebut tidak ditujukan eksklusif untuk kalangan elite, melainkan untuk masyarakat luas agar dapat meresapi nilai-nilai, pesan moral, dan realitas sosial yang dituangkan dalam narasi.
“Setiap halaman ditulis dengan semangat menyuarakan apa yang seringkali terabaikan. Semoga karya ini dapat menjadi ruang renungan sekaligus inspirasi bagi siapa pun yang membacanya,” tambahnya.
Apresiasi Pemda: Literasi Adalah Jalan Panjang Menuju Peradaban Maju
Bupati Lombok Utara, H. Najmul Akhyar, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Ny. Heny. Menurutnya, penulisan buku adalah langkah intelektual yang sarat makna di tengah masyarakat yang makin terjebak dalam pola pikir instan.
“Karya ini bukan hanya kontribusi personal, tetapi menjadi simbol perlawanan terhadap degradasi budaya literasi. Bhayangkari hadir bukan hanya sebagai pendamping institusi, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial,” tegas Bupati.
Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara, Agus Jasmani, turut menyoroti pentingnya literasi dalam menjaga kedalaman berpikir masyarakat. Ia menilai buku sebagai sumber kebijaksanaan yang kini mulai tergeser oleh dominasi algoritma dan budaya cepat saji.
“Ibu Ny. Heny menunjukkan keteladanan yang patut ditiru: bahwa perempuan, dalam posisinya yang strategis, mampu membawa gagasan bernas dan membangun ruang dialog publik melalui tulisan,” ujarnya.
Transformasi Peran Bhayangkari: Dari Pendamping Menjadi Agen Perubahan
Lebih dari sekadar figur istri pejabat, Ny. Heny Agus Purwanta kini dipandang sebagai sosok yang memiliki integritas intelektual dan kepekaan sosial tinggi. Kiprahnya di bidang literasi tidak hanya memperkaya khasanah pemikiran lokal, tetapi juga menjadi cermin transformasi Bhayangkari sebagai kekuatan sipil yang adaptif, produktif, dan inspiratif.
Melalui buku ini, Bhayangkari Cabang Lombok Utara menegaskan bahwa gerakan literasi bukan sekadar slogan seremonial, melainkan strategi kultural jangka panjang untuk memperkuat karakter bangsa.