Warga Dusun Anggaswangi Swadaya Mengadakan Ruwat Dusun Dengan Mengelar Wayang Kulit


 
Sidoarjo, Journalntbnews.com - Ruwat desa merupakan kearifan lokal (local wisdom) yang harus selalu dipertahankan karena ini warisan budaya tak benda (WBTB) dan bisa mempererat tali silaturahmi antar warga, pemerintah desa dan lainnya. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat bergotong-royong saling membantu baik itu biaya, tenaga, waktu sehingga rasa persaudaraan dan kekeluargaan semakin meningkat.

Khusaeri S.Pd Kades Anggaswangi mengatakan ini merupakan kegiatan rutin ruwat dusun. Karena di Desa Anggaswangi ada dua Dusun yaitu Dusun Kueni dan Dusun Anggaswangi setiap tahunnya mengadakan rumah dusun dengan di cover desa dalam artian mendukung sepenuhnya karena yang melaksanakan ini paguyuban dusun dan dukungannya tidak berbentuk anggaran.  

"Ruwat dusun ini kita mendukung sepenuhnya akan kegiatan ini karena dengan adanya kegiatan ini bisa mempererat tali silaturahmi antar warga,"kata Khusaeri S.Pd

"Tujuan dari ruwat dusun ini adalah untuk mengucapkan terima kasih kepada yang babat desa dan meminta kepada Allah SWT agar dihindarkan dari segala macam marah bahaya, pandemi, paceklik dan lainnya, " tambah Pak Kades

Pak Kades menambahkan kegiatan ruwat dusun  tujuannya mengucapkan terima kasih kepada yang babad desa anggaswangi yaitu Mbah Wali, Mbah Sonto  yang  selama ini beliau sebagai pejuang Dusun Anggaswangi. Sehingga warga antusias untuk memberikan doa  serta memberikan sedekah bumi kepada beliau serta kita meminta kepada Allah SWT agar warga dusun anggaswangi dihindarkan dari segala macam marabahaya (balak), bencana, musibah atau pandemi (pagebluk) dan lainnya serta dusun ini bisa  kondisi masyarakat dan wilayah yang subur makmur (Gemah Ripah Loh Jinawi) serta Toto Tentrem Kerto Raharjo (tertib, tentram, sejahtera, serta berkecukupan segala sesuatunya). Hal ini bisa dilihat adanya gunungan, buah-buahan, sayur-sayuran, Polo Pendem (kacang, singkong dan lain-lain)

Kegiatan ini murni dari swadaya masyarakat dusun pemerintah Desa sama sekali tidak memberikan bantuan berupa anggaran yang antusias dan Para pemilik usaha yang ada di Dusun atas wangi seperti usaha las, penjual bahan bangunan, dan lainnya serta masyarakat umum sehingga terkumpul dan bisa menyelenggarakan kegiatan ruwat desa dengan menggelar wayang kulit. Dengan biaya sekitar 37 juta dan itu murni swadaya masyarakat tidak ada bantuan sama sekali dari APBD ataupun dari anggaran desa

"Kegiatan ruwat dusun yang dilaksanakan saat ini merupakan swadaya dari masyarakat dusun Anggaswangi, pemerintah desa tidak memberikan bantuan anggaran sama sekali,"terang Khusaeri

Untuk kegiatan atau pagelaran ini tergantung dari rembug masyarakat dusun menghendaki wayangan ataupun ludruk. Untuk tahun ini warga masyarakat menghendaki wayang kulit dengan Ki Dalang Yohan Susilo. Untuk tahun depan kemungkinan menggelar ludruk.

Untuk generasi muda kita libatkan di dalam kepanitiaan sehingga terjadi kolaborasi antara generasi muda dengan generasi tua tanda titik di mana generasi muda di backup oleh generasi tua Karena untuk menuju Indonesia emas 2045 dan jangan sampai kearifan lokal ini musnah oleh waktu.(msa)

Tags